3 first posts

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. . .

lantunan ucapan salam dan syukur akhirnya terlontar dengan indah sehubungan releasednya blog ini.

Sudah lama ada keinginan untuk memiliki blog dan mencurahkan isi hati, mekanisme pikiran di otak, pengalaman tak terlupakan, dan segala yang terjadi tentang saya, anda, keluarga, kawan-kawan saya, kuliah, isu sosial kemasyarakatan dan hal hal lain yang memang perlu dan layak untuk ditulis. Kalimat yang kompleks, bukan?

Make it simple: "TULISAN SAYA MENGGAMBARKAN SUARA HATI SAYA"

Kesan pertama yang saya ukir dalam web ini terbungkus dalam 3 buah postingan ringan, 1 berupa puisi, 1 kutipan buku, dan 1 lirik lagu. Ringan tapi tetap memiliki jiwa untuk dibaca dan diresapi.

Ya, itulah saya.

Mungkin terlalu naif dan subyektif jika saya menggambarkan sifat saya secara langsung. Andalah yang akan menilai dan menangkapnya dari tulisan-tulisan saya. Kadang postingan ringan, bisa juga serius, dan sering kali bercanda.

Bahasa formal semacam ini saya gunakan sebagai gong pembuka, untuk nada dan ritme selanjutnya akan terdengar dari berbagai alat musik yang halus, keras, sepoi-sepoi, maupun menggelitik. . .
^^,

Salam dari saya,

Terima kasih telah membaca. . .

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

King of The Earth

I’m as crazy as a clown tonight
A clown without a crown tonight
A simple sack of wishes and bones

I’m as useless as a memory
The day before it came to me
To save your town of stitches and stones

For once in my life,
I was the king of the earth
Once in my life. . .
I was

I’ve flown horses on the skies above
Bleed enough for you my love
To fill these empty castles with ghosts

I’ve married devils to their history
Stood when you would bury me
Through a time of statues and roads

But once in my life,
I was the king of the earth
Once in my life. . .
I was

Now that the stars have frozen in their places
Now that our hope seems gone
Now that scars have fallen from our faces
I will see you on

I’ll never be your picture precedent
But I hope you got the rose I sent
To save your town of stiches and bones
I’m nothing more then but a simple man
Born to be American out to draw these bridges and motes

But once in my life,
I was the king of the earth
Once in my life. . .

pergilah, tapi ingat tuk kembali

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah – lelahlah,manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir, menjadi jernih, jika tidak kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali jadi tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan

namun setelah engkau mendapat apa yang engakau dambakan..
berilah fikirmu pada kampung halaman tempat awal kau berada..

*Imam Syafii
Dikutip dari novel Negeri 5 Menara karangan A. Fuadi

Kisah Seorang Anak

di bawah lorong jembatan itu
seorang anak meretas asa
dia lahir sebagai lelaki
meski hanya bertahtakan kumpulan tulang
meski hanya berselimutkan kulit

rasa sakit itu membuatnya mengerti
dunia tak selalu baik pada manusia
luka itu menjadikannya kejam
bahkan lebih dari serigala malam

kau tau kenapa?
mungkin hatinya tlah membeku. ..
dingin. . .hampa. . .berdebu. . .
bahkan dipenuhi sarang laba-laba

dia sering dimusuhi,, dihina,, dan dicaci
namun taukah anda,
semua cinta yg telah menyakitinya
membawanya pada suatu cahaya

tak ada lagi makhluk pesolek dalam hatinya
tak ada ruang untuk omong kosong bernama cinta
cinta hanya datang silih berganti,, dan terus menyakiti

dia bergumam pelan. . .
cinta abadi hanya milik sang ibu pada anaknya
kasih yang tulus hanya dari ibu pada putranya
dan pengorbanan terbesar hanya sanggup dilakukan ibunda

pandangannya berubah saat itu juga

dia masih bisa berdiri,, meskipun hanya dgn satu kaki
dia masih bisa bangkit,, meski tlah jatuh ribuan kali
dia tak kan lari,, meski 100 orang yg dihadapi

dia akan hidup di dunia ini,, tuk berjuang tanpa henti
tak kan menyerah,, hingga darah tak lagi tumpah
hanya untuk mereka,, yg setia menunggu dirumah
kan dibawakannya kado terindah
dari semua prestasi,, yang dia miliki

keras dia berteriak dalam hati
wahai ayah,, putra kebanggaanmu akan terus meneladanimu. . .
wahai ibu,, aku memang bukan anak kesayanganmu
tapi engkaulah yg paling kusayang
meski tak pernah ku mampu. . .
mengatakan itu. . .
padamu. . .

[from my note]