Testimoni untuk Tempat Yang Saya Sebut Kampus

Entahlah saya harus mulai dari mana...


Kampus ini merupakan salah satu wadah bagi siswa siswi terbaik dari seluruh penjuru nusantara

Tenaga pengajarnya juga kumpulan priyayi yang tak sembarangan ilmunya

Fasilitasnya lengkap, canggih, modern

Nyaman dan baik untuk belajar


Tapi apakah semua itu sempurna?

Saya tidak berkata tidak...

Hanya saja,

beberapa penggerak supporting department tak bisa berlari disaat semua sedang berlari...

Birokrasi yang berbelit, sistem yang kolot utk sebuah sekolah modern,

Berat rasanya berlari dengan membawa setumpuk batu


Yth. Bapak Ibu "Penghuni Kediaman Depan"

Maaf saya lancang, tetapi tetap saya berusaha sopan...

Sewaktu pertama kali masuk ke tempat yang saya sebut kampus ini

Ada tiga yang ditanamkan ke dalam diri

CARE, INNOVATIVE, PROFESSIONAL


Jika kampus adalah perusahaan, maka salah satu stakeholdernya adalah mahasiswa

Kebetulan baru saja saya mengikuti Ujian Corporate Governance

Saya rasa tidak hanya saya, kita semua tahu bagaimana peran stakeholder

dan bagaimana perusahaan menjalin hubungannya dengan pemangku kepentingan tsb.

CARE!!


Apa jadinya jika costumer yg sedang berhadapan dg sebuah masalah datang ke toko, tetapi perusahaan malah menutup tokonya??

Saat senyum menjadi sesuatu yang mahal,

saat sikap tidak bersahabat dan kata-kata tajam

melekat di punggawa baris depan,

saat menghadapi stakeholdernya,

bukan hanya satu, lebih dari itu. . .


Itulah yang terjadi, di suatu tempat yang saya sebut "Kediaman Depan"

Apakah CARE tidak tertanam kepada penghuni kediaman depan itu?

Ah...apalagi yang baru...


PROFESSIONAL

"Maaf ya, saya pulang dulu..."

Sebuah ungkapan tanpa dosa yang terlontar dari Penghuni Kediaman Depan, saat beberapa costumernya telah menunggu lebih dari satu jam lamanya...

Apakah mereka tidak peduli?

Bagi kami, selembar kertas, ataupun kumpulan huruf menjadi sangat penting...

sangat penting. . .

Tapi mereka tidak tahu...


Semoga saja saya salah...

Semoga saja mereka masih sibuk dengan pekerjaannya...

atau karena agent yang tersedia terbatas adanya...


Semoga kampus yang ingin menjadi World Class University ini tidak salah memilih priyayi yang menggerakkan roda operasional, meski hanya supporting Department...

Semoga saat para inputnya dituntut utk berlari, bagian - bagian pendukungnya bisa membantu berlari, bukan dengan diam dan menarik diri


Oh iya, saya teringat akan ada softskill training,

mungkin kita bersama2 bisa mengikuti pelatihan itu,

untuk sekedar berlatih senyum, atau mengeja kata pro-fe-si-o-nal-i-tas


Mohon maaf jika testimoni ini jadi lebih mirip puisi

Maaf jika implisit, tersirat, ataupun banyak berbumbu majas...


"Setiap konsumen berhak untuk didengar pendapat dan keluhannya..." (UU RI No. 8 th 1999)


"Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab dilindungi oleh Undang - Undang." (UU RI No. 9 th 1998)


Saya percaya, para priyayi yang sedang sibuk di ruang kerjanya demi kemajuan universitas ini

mengerti...

SHARE THIS POST:
Lintasberita FB Share Twitter Share

0 comments: